Selamat Datang dan Terimakasih atas kunjungannya -> Kumpulan Informasi Purwodadi,Grobogan,Jawa Tengah dan Indonesia <- dikutip dari berbagai sumber media

WADUK KEDUNG OMBO GROBOGAN RAMAI DIKUNJUNGI WISATAWAN PADA LIBUR LEBARAN

/ On : 6.8.14/ INFO PURWODADI,GROBOGAN,JAWA TENGAH DAN INDONESIA
Salah satu obyek wisata yang ada di Kabupaten Grobogan adalah Waduk Kedung Ombo (WKO). Menyambut hari raya Idul Fitri, selalu ada hiburan gratis bagi para pengunjung di obyek wisata waduk tersebut. Di antaranya adalah hiburan orkes dangdut.Waduk Kedung Ombo (WKO) merupakan sebuah waduk yang terbentuk karena sengaja dibuat dengan cara membendung lima aliran sungai yang terletak di tiga wilayah kabupaten di Jawa Tengah. Yaitu, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali. WKO juga merupakan salah satu waduk terbesar di Jawa Tengah, yang diresmikan oleh mantan Presiden Soeharto pada 18 Mei 1991. Luas total areal WKO sekitar 6.576 hektare, dengan rincian 2.830 hektare merupakan wilayah perairan, dan sisanya 3.746 hektare merupakan wilayah daratan. Lokasi obyek wisata WKO terletak di Desa Rambat, Kecamatan Geyer, Grobogan, kurang lebih 29 kilometer arah selatan Purwodadi. 

Waduk ini dibangun pada pertemuan Sungai Uter dan Sungai Serang yang terletak persis di Dukuh Kedungombo, Desa Ngrambat, Kecamatan Geyer. Di sekitar waduk, tumbuh pohon-pohon yang rimbun, sehingga membuat suasana lebih asri dan rindang. Ditambah lagi, terdapat areal bermain anak yang asri, membuat anak-anak betah bermain.Selain itu, banyak bertebaran homestay atau rumah singgah yang menyatu dengan rumah penduduk. Sehingga, para wisatawan bisa tinggal lebih lama di kawasan WKO. Adanya homestay, membuat wisatawan bisa melihat dari dekat kehidupan sehari-hari masyarakat, dan bahkan menjalani kehidupan seperti penduduk lokal. 

Fungsi utama WKO adalah untuk perairan, perikanan, dan pariwisata. WKO memiliki bentuk yang agak memanjang, dengan panjang bendungan mencapai 1,6 kilometer dan lebar bagian atas serta bawah 12 meter dan 362 meter. Tinggi elevasi puncak 96 meter, dan tinggi di atas pondasi terendah 66 meter. Badan bendung terdiri dari urugan batu, elay, dan tanah khusus dari Juangi yang kedap air. Genangan air mencapai luas 46 kilometer persegi, dan volume air sebesar 731 juta meter kubik. Saat dibangun dulu, WKO khusus untuk mengendalikan banjir di daerah Serang bawah. Yaitu Welahan Bum, Kedung Semat, Lembah Juwana, dan Gelapan Sedadi. Kini, WKO juga bisa digunakan untuk mengairi sawah sekitar 60 ribu hectare, dan sebagai pembangkit listrik (PLTA) sertasumber air minum yang dikelola PDAM.  

Harga Tiket Masuk WKOBerwisata ke WKO, pengunjung dikenai tiket sebesar Rp 5 ribu saat hari libur. Menurut salah satu petugas bagian karcis Slamet (34), dirinya menyebutkan, saat bulan puasa pendapatan turun drastis. Namun, ketika libur Lebaran kemarin, pendapatan naik cukup banyak, lantaran pengunjung juga membludak.”Harga tiket tidak naik saat Lebaran, sama seperti ketika libur hari biasa. Saat ini saya belum bisa memastikan berapa pendapatan yang masuk, karena belum dihitung manajemen,” katanya kepada Koran Muria.Slamet menyatakan, banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan oleh para wisatawan di WKO. 

Mulai dari sekadar menikmati keindahan panorama, memancing ikan, berbelanja di pasar ikan, wisata kuliner, dan berpetualang dengan perahu motor. Selain itu, di kawasan WKO juga ada lapangan pacuan kuda. ”Lapangan pacuan kuda seluas kurang lebih 15 hektare dengan panjang lintasan 600 meter, dan lebar lintasan 14 meter. Tempat tersebut merupakan miniatur dari lapangan pacuan kuda Pulomas di Jakarta,” jelasnya.  Keindahan Alam dan Wisata KulinerKepala Pengelola WKO Purwanto mengatakan libur Lebaran kemarin, ribuan pengunjung memadati kawasan waduk. 

Selain untuk menikmati pemandangan waduk, mereka juga mencoba wisata air yang tersedia. ”Bagi yang suka naik perahu, tersedia banyak perahu wisata. Kalau sekadar menikmati pemandangan, cukup duduk di gazebo yang ada di sepanjang pinggir waduk, dan menikmati kuliner yang tersaji,” katanya. Menurutnya, jika dibanding libur hari biasa, pengunjung yang datang saat Lebaran berkali lipat. ”Pada hari libur biasa, wisatawan yang berkunjung jumlahnya tak lebih dari 100 orang,” imbuhnya. 

Salah seorang pemilik perahu, Ahmad (34) mengaku pada Lebaran kali ini pendapatannya meningkat dari biasanya. Setiap hari, ia bisa mengantongi Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta dalam menjual jasa penyewaan perahu. ”Banyak pengunjung yang ingin mengitari waduk dengan menggunakan perahu. Cukup membayar Rp 10 ribu per orang, mereka bisa mengelilingi Pulau Dombang yang berada di tengah waduk,” ujarnya.

Jika para wsatawan yang baru kali pertama datang ke WKO, dan menyukai ikan bakar atau hobi mengail ikan, di lokasi tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan aneka makanan olahan berbahan ikan. Begitu turun dari kendaraan di areal parkir, aroma wangi ikan yang dibakar atau digoreng langsung menyergap, mengundang selera makan. Ikan-ikan tersebut, ada yang dipelihara dengan sistem keramba apung atau merupakan ikan dari aliran sungai di sekitar waduk. 

Ikan-ikan tersebut sehat dan aman untuk dikonsumsi, karena tidak tercemar oleh bahan atau zat yang bisa membahayakan kesehatan. Para pemilik warung makan yang ada di sekitar waduk, menawarkan kuliner unggulan, yaitu ikan nila bakar. Penjual ikan nila bakar yang berada di obyek tersebut, mencapai puluhan orang. Para penjual mengakui, pendapatan dari jualan ikan nila bakar meningkat dua kali lipat pada saat Lebaran kemarin. 

Salah satu pedagang ikan nila bakar, yakni Sutri (54) dan Lastri asal Desa Ngrambat, Kecamatan Geyer mengaku beruntung warungnya tidak pernah sepi saat Syawalan. Banyak pengunjung yang mampir di warungnya, dan memesan ikan nila bakar.”Yang datang tidak hanya berdua, tapi banyak juga yang sekeluarga hingga enam orang. Kemarin kami bisa menghabiskan 50 kilogram ikan nila,” terang Sutri. Untuk harga ikan yang dia tawarkan, ikan nila bakar kecil seharga Rp 8 ribu per porsi dan yang besar Rp 25 ribu per porsi. ”Ada juga paketan, yakni paket satu isi ikan kecil, nasi, sambal, dan es teh harganya Rp 15 ribu. Kalau paket dua, isinya ikan besar, nasi, sambal, dan es teh harganya Rp 35 ribu,” imbuhnya.

Sumber berita : 

http://murianews.com/index.php/grobogan/item/5370-waduk-kedung-ombo-tawarkan-wisata-alternatif-saat-syawalan

0 komentar:

Post a Comment

PROMOSI DI HALAMAN UTAMA LINGKAR PURWODADI GROBOGAN CUKUP ISI KOLOM KOMENTAR ( FREE)

Widget edited by pancasila civil community

Alat Ukur Digital Murah Berkwalitas

Timbangan Digital Best Seller

PLR TIKTOK MARKETING TERHITS

Panduan Program Hamil

Panduan Program Hamil
Dr Rosdiana Ramli Spog

Cara Merawat Bayi Lengkap

Cara Merawat Bayi Lengkap
Panduan Merawat Bayi Usia 0 - 5 Tahun