Selamat Datang dan Terimakasih atas kunjungannya -> Kumpulan Informasi Purwodadi,Grobogan,Jawa Tengah dan Indonesia <- dikutip dari berbagai sumber media

BERZIARAH KE MAKAM SUNAN MURIA

/ On : 18.4.14/ INFO PURWODADI,GROBOGAN,JAWA TENGAH DAN INDONESIA
Sunan Muria bisa dikatakan menjadi sunan yang termuda, saat masa kecil ia lebih dikenal dengan nama Raden Umar Said. Ia adalah putra dari Raden Said, atau yang lebih terkenal dengan nama Sunan Kalijaga. Mengenang nama Sunan Muria mengingatkan kita semua kepada nama sebuah gunung di sisi timur laut Jawa Tengah diantara perbatasan Kudus dan Jepara. Gunung tersebut adalah Gunung Muria.

Bukan sebuah kebetulan jika nama Sunan Muria senantiasa dikaitkan erat dengan Gunung Muria. Memang wilayah Gunung Muria menjadi tempat dakwah penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Kanjeng Sunan Muria. Bahkan di puncak Gunung Muria inilah Sunan Muria dimakamkan pada akhir abad ke 16 yang lalu. Dapat diyakini bahwa julukan Sunan Muria untuk Raden Umar Said dikarenakan beliau berdakwah dan mendirikan pesantren di wilayah Gunung Muria tersebut.

Seorang ulama muslim utama yang dianugerahi walayah, merekalah yang disebut sebagai para wali. Para wali adalah golongan ummat muslim utama yang memiliki tingkat keimanan dan ketaqwaan yang sangat tinggi. Mereka sepenuhnya menjadi manusia yang mampu memerangi dan mengendalikan hawa nafsunya sendiri. Selain memiliki ketinggian akhlakul karimah, para wali juga banyak yang melakukan dakwah untuk menyebarluaskan wahyu Allah. Dalam melaksanakan dakwah tersebut, para wali tidak segan-segan turun ke tengah masyarakat dan turut membantu berbagai persoalan yang terjadi. Kesholehan individual berpadu dengan kesholehan sosial. Sebuah penggambaran manusia paripurna sebagaimana tujuan diturunkannya agama Islam. Hal inilah yang membuat Islam sedemikian cepat menyebar di bumi Jawa yang kala itu kebanyakan dihuni oleh penganut agama Hindu dan Budha.

Kesholehan, budi pekerti, serta akhakul karimahyang dimiliki para wali seolah tiada akan pernah lekang oleh jaman. Mereka, sebagaimana para nabi, rasul, serta golongan shalafus sholihin ibarat menjadi lampu penyuluh hidup manusia hingga akhir jaman. Tingkah laku dan perbuatan mereka senantiasa dapat dijadikan acuan dan contoh hidup yang utama dalam meraih kebahagiaan sejati, baik di alam dunia ataupun di alam akhirat. Maka kisah dan sejarah hidup merekapun senantiasa secara turun-temurun dituturkan sebagai sebuah hikayat abadi. Bahkan berbagai tempat petisalan hingga makam para waliyullah tersebut masih terus ramai dikunjungi peziarah dari berbagai wilayah. Demikian halnya dengan makam Sunan Muria yang berada di puncak Gunung Muria, wilayah Colo, sekitar 18 km sebelah utara Kota Kudus, Jawa Tengah.

Untuk mencapai Makam Sunan Muria, peziarah biasanya melewati jalur Kudus – Colo yang berupa jalan berkelok dan semakin menanjak. Meskipun jalanan sudah beraspal mulus, namun kondisi jalanan yang cukup sempit, berkelok dengan sisi kanan-kirinya berupa tepian jurang yang terjal dan dalam membuat semua kendaraan peziarah harus berjalan dengan ekstra hati-hati. Jalur yang menanjak semakin tajam mempersyaratkan kondisi kendaraan harus prima. Meskipun kebanyakan para peziarah menggunakan kendaraan pribadi ataupun rombongan, sebenarnya untuk menuju Makam Sunan Muria juga dapat ditempuh menggunakan kendaraan angkutan antar kota atau angkot jurusan Kudus – Colo. Makam Muria memang telah tersohor sebagai salah satu daerah tujuan wisata religi di kawasan Kudus bagian utara.Mendekati puncak Colo, peziarah akan terlebih dahulu memasuki gerbang dimana pengunjung harus membayar retribusi masuk Kawasan Wisata Religi Gunung Muria. Tak berapa lama kemudian, pengunjung akan tiba di sebuah pelataran yang difungsikan sebagai terminal parkir tepat di sisi depan gapura pada ujung jalur yang naik ke puncak Gunung Muria.waktu

Ada dua pilihan bagi peziarah untuk mencapai Makam Sunan Muria. Pertama dengan jalan kaki menapaki jalur tangga yang khusus diperuntukkan pejalan kaki. Meskipun menanjak tajam, jalur tatah rambat ini lebih memintas dan dekat dengan puncak Muria. Namun demikian para peziarah juga dapat memilih alternatif ke dua untuk mencapai Makam Sunan Muria, yaitu menggunakan jasa ojek.

Makam Sunan Muria termasuk makam para wali yang senantiasa diramaikan dengan para peziarah dari berbagai daerah. Tidak hanya pagi ataupun siang, sore, petang, hingga malam haripun para peziarah seolah mbanyu mili tiada habis-habisnya. Keadaan demikian akan semakin bertambah ramai khususnya para hari Kamis Wage yang konon merupakan hari neton atau kelahirannya Kanjeng Sunan Muria.

Setelah memasuki gerbang utama makam, akan dijumpai bangunan rumah joglo dengan atap tumpang yang menjadi cungkup atau peneduh makam-makam yang ada. Para peziarah selanjutnya akan memasuki lorong menuju titikpasarean utama melalui sebuah gerbang yang di sisi-sisinya tersedia sarana untuk bersuci atau wudlu. Memasuki gerbang, peziarah harus berjalan pelan memasuki beberapa belokan dan undakan yang membentuk sebuah lingkaran tertutup yang berujung di ruang Makam Sunan Muria.Makam manusia mulia tersebut ditutupi dengan kelambu  warna putih suci dengan renda-renda putih bersih.  Di sekeliling tutupan kelambu putih nampak berjejer dengan rapi batu nisan yang menandakan makam para kerabat ataupun santri-santri Sunan Muria. Di sela-sela nisan inilah para peziarah duduk dengan khusuk untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT. Para peziarah umumnya membacakan kalimat thoiyyibah berupa Surat Yasin, hingga bacaan tahlil lengkap yang ditutup dengan doa-doa permohonan keberkahan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Selesai berdoa, peziarah keluar melalui sisi lorong lain yang kemudian turun undakan. Di ujung turunan inilah terdapat genthong-genthong dan padasan yang berisi air yang banyak dibawa oleh peziarah sebagai air pembawa berkah. Menurut kepercayaan beberapa peziarah air suci tersebut konon dapat menyembuhkan penyakit ataupun membawa kelimpahan rejeki. Jalur keluar selanjutnya akan menembus ke sisi depan bangunan masjid yang dipergunakan untuk sholat lima waktu maupun ibadah sholat Jum, at dan jika tidak ingin singgah di masjid, peziarah dapat langsung mengarah ke jalur keluar area makam melalui lorong yang di kiri-kanannya.sumber:   sangnanang.wordpress.com

0 komentar:

Post a Comment

PROMOSI DI HALAMAN UTAMA LINGKAR PURWODADI GROBOGAN CUKUP ISI KOLOM KOMENTAR ( FREE)

Widget edited by pancasila civil community

Alat Ukur Digital Murah Berkwalitas

Timbangan Digital Best Seller

PLR TIKTOK MARKETING TERHITS

Panduan Program Hamil

Panduan Program Hamil
Dr Rosdiana Ramli Spog

Cara Merawat Bayi Lengkap

Cara Merawat Bayi Lengkap
Panduan Merawat Bayi Usia 0 - 5 Tahun