GROBOGAN - DPRD Grobogan mendesak kepada Bupati dan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana segera turun tangan menangani jalan ambles di jalur Penawangan-Sedadi.
Pasalnya, jika tidak segera diperbaiki, masyarakat di beberapa desa Kecamatan Penawangan bertambah sengsara, karena akses transportasi mereka semakin terbatas.
”Warga di sekitar Sedadi sudah terisolasi karena akses jalan ke kota rusak berat seperti kubangan kerbau. Sekarang ditambah jalan putus total. Semua kendaraan roda empat tidak bisa masuk ataupun keluar. Jika bisa pun harus memutar melewati Karangrayung yang jarak tempuhnya relatif jauh dan kondisi jalan juga tidak parah sekali,” kata anggota Komisi C (bidang pembangunan) DPRD Grobogan, Ahmad Suudi SSos.
Menurut keterangan Kades Sedadi, Hadi Suwignyo, amblesnya jalan di selatan lintasan rel KA tersebut diduga karena lapisan tanah bagian bawah turun akibat resapan air Sungai Serang yang masuk melalui sela talud yang retak.
”Di titik ruas jalan yang ambles, dulunya merupakan Bendung Sedadi yang dibangun masa pemerintahan Belanda. Namun kemudian ditutup dan dialihkan ke Bendung yang sekarang ini ada,” ujarnya.
Khawatir
Dikatakan Suudi, jalan yang ambles tersebut perbaikannya wewenang Pemkab Grobogan, sedangkan talud di sebelahnya yang ambrol merupakan wewenang Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana. Ia khawatir, jika elevasi Sungai Serang yang terletak di timur titik jalan yang ambes menurun atau surut, maka talud yang sudah miring dan retak di tiga titik tersebut akan roboh ke dalam sungai. Jika hal itu terjadi, maka jalan yang ada akan hilang masuk ke dasar Sungai Serang.
“Tidak hanya itu, rumah warga di sebelah barat jalan juga terancam. Saat ini saja rumah milik seorang warga posisinya tinggal sekitar satu meter dari jalan yang ambles,” terang politisi PKS asal Gubug ini.
Plt Kepala Dinas Pengairan, Subiyono ST MT mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana di Semarang.
Sementara itu Wabup H Icek Baskoro SH mengatakan, sebelum jalan diurug atau diperbaiki, talud yang ada harus lebih dulu harus diperbaiki, karena berfungsi sebagai penahan jalan.
Dari pantauan Suara Merdeka, sehari setelah jalan tersebut ambles sedalam Dua meter, warga langsung menutup jalur tersebut menggunakan sarana seadanya. Hal itu untuk mengantisipasi agar pengendara tidak terperosok. Supaya bisa dilalui sepeda motor, salah satu warga harus merelakan teras rumahnya untuk akses lewat sepeda motor. (K11-72)
(/)
Sumber : Suara Merdeka 25 mei 2012 ( Link Berita )