Pengertian dan Penggunaan Sound Level Meter
/ On : 18.3.18/ INFO PURWODADI,GROBOGAN,JAWA TENGAH DAN INDONESIA
Apa itu Sound Level Meter ? Sound Level Meter merupalan alat yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam
melaksanakan tugasnya. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan
antara 30-130 dBA dan dari frekuensi 20Hz-20.000Hz.
I.
Spesifikasi
Spesifikasi dari Sound Level Meter adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran berkisar dari 26dB (A)
2. Catatan fungsi hingga 99 catatan
3. 6 rentang pengukuran yang disesuaikan
4. Dimensi 264 x 68 x 27 mm
5. Berat 260 g
II.
Fungsi dan Aplikasi
Adapun fungsi dan aplikasi Sound Level Meter adalah sebagai berikut.
1.
Fungsi
Sound Level Meter digunakan untuk untuk mengukur kebisingan antara
30-130 dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20-20.000Hz.
2. Aplikasi
Aplikasi Sound Level Meter biasanya dipakai dipabrik, untuk menganalisi
kebisingan peralatan dipabrik tersebut misalnya pada pabrik pupuk, alat yang
berpotensi menimbulkan kebisingan seperti turbin, compressor, condenser, pompa
drum dan lain-lain.
III.
Prinsip Kerja dan Cara Pemakaian
Pada umumnya SLM & Noise Dosimeter diarahkan ke sumber suara,
setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan yang tercipta. Untuk
keperluan mengukur kebisingan di suatu ruangan kerja, pencatatan dilaksanakan
satu shift kerja penuh dengan beberapa kali pencatatan dari SLM. Cara
pemakainnya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan alat
1.
Pasang
baterai pada tempatnya.
2.
Tekan tombol power.
3.
Cek
garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan
baik
atau tidak.
4.
Kalibrasi
alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai dengan angka
kalibrator.3
b. Pengukuran
1.
Pilih selektor pada posisi:
a.
Fast : untuk jenis kebisingan kontinu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB
dan tidak putus-putus. Bising kontinu dibagi menjasi dua yaitu:
1. Wide Spectrum merupakan bising dengan
spectrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari
5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara
mesin tenun.
2. Narrow Spectrum merupakan bising yang
relative tetap akan tetapi hanya mempunyai fekuensi tertentu saja (frekuensi
500, 1000, 4000) misalnyaa gergji sirkuler, katup gas.
b.
Slow
: untuk jenis kebisingan impulsif / terputus-putus
Bising ini sering disebut juga intermitten noise, yaitu bising
yang berlangsung secara tidak terus terusan, melainkan ada periode rekatif
tenang misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api.
2. Pilih
selektor range intensitas kebisingan.
3.
Tentukan lokasi pengukuran.
4. Setiap lokasi pengukuran
dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan kurang lebih 6
kali
pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pada monitor.
5.
Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan (Lek)
Lek
= 10 log 1/n (10 L1/10+10L2/10+10L3/10+....)
dBA
Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga
Kerja No. KEP/51/MEN/1999 zona kebisingan dibedakan atas tiga bagian,
yaitu:
a. Zona aman tanpa
pelindung : < 85 dBA
b. Zona dengan pelindung ear
plug : 85 - 95 dBA
c.
Zona dengan pelindung ear muff : > 95 dBA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
DIREKTORI
DAFTAR UNIVERSITAS JAWA TENGAH > DAFTAR SEKOLAH TINGGI JAWA TENGAH > DAFTAR SEKOLAH AKADEMI DAN POLITEKNIK JAWA TENGAH > DAFTAR HOTEL DI SEMARANG > DAFTAR HOTEL DI SOLO > DAFTAR HOTEL YOGYAKARTA > OBJEK WISATA YOGYAKARTA > OBJEK WISATA BALI > HOTEL MURAH DI BALI > INFO MESIN INDONESIA > HARGA MESIN PERTANIAN > INFO HERBAL K-LINK > INFO BALI > INFO HARGA OBAT HERBAL > AGEN GAMAT GOLD G > RUMAH SAKIT JAKARTA > RUMAH SAKIT SE JAWA TENGAH> ALAMAT KLINK DAN LAB SEMARANG > TV LIVE STREAMING INDONESIA > RADIO LIVE STREAMING INDONESIA > SAMSAT JAWA TENGAH
PROMOSI DI HALAMAN UTAMA LINGKAR PURWODADI GROBOGAN CUKUP ISI KOLOM KOMENTAR ( FREE)
Widget edited by pancasila civil community
0 komentar:
Post a Comment